Hari yang cerah dan sejuk pagi ini membuatku bersemangat seperti biasanya. Sambil mengikat tali sepatu kurenungkan hari kemarin dan kegiatanku hari ini.

Sebelum berangkat seperti biasanya aku mengucapkan salam walaupun di rumahku tak ada siapa-siapa. Berdo’a sebelum berangkat dan pergi berjalan dari rumah menuju jalan raya.

Mobil berhenti di depanku tanpa aku berisyarat apapun atau melambaikan tangan seperti memanggil mobil itu untuk berhenti. Karena aku adalah konsumen yang baik, aku pun menaiki mobil angkot itu agar supir tak malu dengan kelakuannya terhadapku. Dimana aku diperlakukan seperti seorang ratu dan dia adalah pelayanku.

Sampai di pemberhentian pangkalan mobil pukul 6.40 aku turun disana. Butuh berjalan beberapa meter untuk sampai menuju sekolah.

Aku sampai di sekolah 10 menit sebelum bel berbunyi. Sebelum masuk ke kelas, aku menyempatkan diri untuk mengembalikan buku ke perpusatakaan. Sambil mengembalikan buku aku pun juga berniat mengambil buku untuk pelajaran jam ke 2 di kelas nanti.

Saat mencari buku di rak buku yang penuh dengan debu bacaan ini aku melihatnya lagi sedang duduk di bangku itu. Aku terheran karena pagi begini dia sudah berada di perpustakaan sekolah dan membaca buku. Dia melihatku dan tersenyum kepadaku, aku pun membalas senyumannya dengan senyumanku yang manis ini.

Hei, selamat pagi! Ngambil buku pelajaran lagi?.’ Sapanya dan bertanya.
Iya nih, pagi-pagi kok sudah ada di perpustakaan.’ Aku bertanya utuk menjawab keherananku ini
Ya, sambil nunggu bel bunyi. Sambil baca buku biar nambah ilmu.’ Dia menjawab keherananku
Mau aku bantu.’ Dia menawarkan bantuannya seperti kemarin
Gak usah. Biar aku sendiri aja.’ Kataku karena merasa merepotkannya

Tapi dia tetap mengambilkan buku ini untukku. Ya sudahlah, lagi pula aku merasa terbantu dan tak ingin menolak sebuah pertolongannya. Kami pun berjalan menuju kelasku.

Duh jadi merepotkan nih.’ Seruku
Enggak merepotkan kok. Aku senang bisa membantumu.’ Jawabnya

Eh, kok dia senang membantuku. Aku terheran dengan jawabannya itu yang mengatakan bahwa dia senang. Apakah dia senang karena terbiasa membantu orang-orang atau dia senang membantu seorang sepertiku sebagai teman barunya.






Struggle atau berusaha sekuat tenaga. Jika kita berusaha penuh, maka hasil akan maksimal. Tapi apakah hasil dari usaha tersebut akan semanis dan sesuai harapan kita.

Ketika seorang wanita mengagumi seorang pria, apa itu cukup untuk hanya mengaguminya saja. Tapi disini aku,. Ah, entahlah. Untuk saat ini yang pasti ia adalah seorang yang selalu ada dipikiranku saat ini.

Aku adalah seorang pelajar di salah satu Sekolah Menengah Atas di Bandung. Di kelas aku bertugas sebagai ketua kelas. Suatu hari ketika aku sedang di perpustakaan untuk mengambil buku untuk pembelajar selanjutnya setelah jam istirahat ini selesai. Aku selalu melihat seseorang sedang duduk membaca buku di perpustakaan sendirian. Kala itu aku agak sedikit terheran melihatnya yang sedang tersenyum seperti menikmati bacaan dalam sebuah buku. Tak sadar aku memperhatikannya terlalu lama. Lalu dia menatapku, dan aku seketika memalingkan pandanganku entah kenapa.

Saat itu aku tak sengaja menjatuhkan tumpukan buku yang kubawa. Eh, dia menghampiriku dan tanpa sepatah katapun ia membantuku menyusun tumpukan buku yang berserakan ini untukku.

Aku : “Terima kasih”. Sapaku
Dia : “Iya. Sama-sama. Mau dibawa ke kelas mana?”
Aku : “Oh, ya. Gak usah. Terima kasih. Mari”. Aku bergegas pergi ke kelas

Dia adalah seorang murid laki-laki di kelas itu yang bersebelahan dengan kelasku. Dan aku tak begitu mengenalnya. Hanya saja seingatku dia adalah orang yang memenangkan penghargaan dari sebuah karya sastra saat ada sebuah perlombaan waktu itu di sekolah. Tapi mengapa aku mengingatnya kembali dan eh… apa ini, apa. Sampai-sampai aku sangat canggung saat ia menghampiriku bahkan saat dia menolongku dengan buku-buku yang jatuh di perpustakaan.

Kalau boleh bertanya, perasaan apakah yang dimiliki perempuan tersebut? Apa yang membuatnya bertingkah seperti itu! Jawab di komentar ya, di bawah ini. Terima kasih



Skip dulu Dramanya..

Sekarang bagi-bagi hadiah dulu, tapi bukan saya yang ngasih hadiahnya. Hehe,

Mungkin masih ada yang belum tahu, apa itu BonsTri. BonsTri adalah BonsTri Poin , yaitu program loyalitas berbasis poin dari Tri Indonesia, yang bisa didapatkan oleh Pelanggan Tri Indonesia untuk Layanan Prabayar setelah melakukan transaksi isi ulang pulsa atau pembelian paket data, dan Bonstri Poin yang dikumpulkan dapat ditukarkan dengan produk-produk menarik.

Lalu, mana hadiahnya? Hehe

Saat ini Tri sedang mengadakan Promo undian berhadiah Razer. Tri mengatakan promo ini sebagai tempat untuk para gamer mewujudkan impiannya. Walaupun sebenarnya hadiah tersebut bisa sangat membantu kita entah itu sebagai Content Writer ataupun Content Creator. Hehe, kalau menang undian ya :D

Langsung saja di bawah ini adalah cara menukarkan BonsTri poin dengan voucher hadiah BonsTri Fair.



Oke, udah dulu bagi-bagi hadiahnya. Eh, maksudnya informasinya..

Oh, iya. BonsTri saat ini hanya bisa diakses melalui smartphone. Untuk informasi lebih detail, kalian bisa mengunjungi langsung,
BonsTri Fair di https://bit.ly/2FGEr2r

Aku tak pernah sengaja pergi ke sebuah tempat atau sungai untuk memancing, namun seingatku aku pernah pergi untuk memancing saat aku kecil.

Ketika kamu menyukai kegiatan memancing atau hanya pernah tahu dan mencoba memancing, apakah kamu pernah berpikir sejenak dan bertanya kenapa umpanmu tak kunjung dimakan ikan dan hanya menghabiskan waktumu untuk menunggu.

Ini bukan kisah tentang bagaimana kita pergi memancing atau cara memancing, tapi ini adalah caraku menceritakan apa yang dirasakan saat Menunggu, Tak Sadar, dan Dilupakan.

Hmm.. apakah kau ingat, saat seseorang disekitarmu ada yang berbeda. Berbeda bagaimana? Ya, dia berbeda dengan yang lainnya. Mungkin kau tak sadar dia selalu ada didekatmu, mendekatimu, dan mencoba untuk memberitahu bahwa ia ada.
Namun kau tak menyadarinya atau mungkin.. kau menghindarinya, menganggapnya seorang pengganggu. Sungguh jahat! Siapa? Coba tanyakan pada dirimu sendiri.

Kini kau mulai memikirkan siapa dia, kenapa dia ingin kamu merasakan kehadirannya.

Perlahan-lahan kau mulai mengetahui bahwa dia memang berbeda. Kau sadar dalam semua kejadian itu ada perasaan. Mungkinkah dia suka padaku? Ya, itu yang ingin dia katakan padaku.

Akhirnya kau mulai memberanikan diri untuk mengatakan., Apa yang ingin kau katakan? Apakah kau akan berkata “Aku tahu kamu suka kepadaku (Oh, itu sangat tidak tidak mungkin aku katakan)”.
Dan ini yang harus aku katakan kepadanya “...” :D isi dengan namanya. “… aku minta maaf, aku tak menyadarinya selama ini dan kini aku harus mengatakannya terima kasih atas apa yang telah kamu lakukan dan aku mencintaimu”.

Tapi kau terlambat. Dia telah menangis oleh mu dan ia telah bahagia tanpamu. Mungkin dia ingin membalas perasaanmu, namun kini ia telah memiliki dunia yang indah yang berbeda dari dunia yang menyuruhnya menunggu sepanjang waktu sampai dunia itu sadar aku ini ada untukmu.